Jakarta, Pafikotatakengon – Pemerintah Indonesia mengklaim telah menemukan aktor di balik serangan ransomware yang mengganggu berbagai layanan publik dan swasta di negara ini dalam beberapa bulan terakhir. Menurut keterangan resmi yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pihaknya bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan aparat penegak hukum telah mengidentifikasi sumber serangan tersebut.
“Setelah melakukan investigasi mendalam, kami dapat memastikan bahwa serangan ransomware ini merupakan ulah sekelompok peretas yang terorganisir dan terlatih dengan baik,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam konferensi pers di Kantor Kementerian, Kamis (24/8).
Menurut Menteri Plate, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Kejaksaan Agung untuk melakukan penangkapan terhadap para tersangka. Saat ini, beberapa orang telah diamankan dan diperiksa terkait keterlibatan mereka dalam serangan siber tersebut.
“Kami tidak akan mentolerir aksi-aksi kriminal yang mengganggu stabilitas dan keamanan siber nasional. Pelaku akan diproses sesuai dengan undang-undang yang berlaku,” tegas Menteri Plate.
Serangan Ransomware Melumpuhkan Layanan Publik
Serangan ransomware yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir telah menimbulkan gangguan yang signifikan terhadap berbagai layanan publik dan swasta di Indonesia. Beberapa instansi pemerintah, termasuk Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dilaporkan terkena dampak dari serangan ini.
Selain itu, beberapa perusahaan swasta, terutama di sektor keuangan dan teknologi informasi, juga mengalami gangguan operasional akibat serangan ransomware. Hal ini menyebabkan terhambatnya layanan publik dan privat yang sangat vital bagi masyarakat.
“Dampak yang ditimbulkan cukup signifikan. Beberapa layanan publik, seperas pendaftaran pasien di rumah sakit, pembayaran iuran BPJS, hingga proses pendaftaran siswa baru, sempat terganggu selama beberapa hari. Kami memahami betul ketidaknyamanan yang dialami oleh masyarakat dan berkomitmen untuk segera mengatasi permasalahan ini,” jelas Menteri Plate.
Pemerintah Berkoordinasi dengan Interpol dan FBI
Dalam upaya mengungkap aktor di balik serangan ransomware ini, Pemerintah Indonesia juga telah berkoordinasi dengan pihak internasional, termasuk Interpol dan Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika Serikat.
“Kami menyadari bahwa permasalahan ini tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga memiliki implikasi global. Oleh karena itu, kami terus berkoordinasi dengan mitra internasional untuk berbagi informasi dan melakukan upaya penanganan yang efektif,” ujar Kepala BSSN, Hinsa Siburian.
Menurut Hinsa, pihaknya telah mengumpulkan bukti-bukti digital yang mengarah pada keterlibatan kelompok peretas internasional yang terorganisir. Salah satu indikasi yang ditemukan adalah adanya kesamaan modus operandi dengan serangan ransomware yang terjadi di beberapa negara lain.
“Kami tidak dapat mengungkapkan lebih banyak detail terkait investigasi ini demi menjaga integritas proses hukum yang sedang berjalan. Namun, kami dapat memastikan bahwa kami akan terus bekerja keras untuk mengungkap dalang di balik serangan ini dan memberikan efek jera yang setimpal,” tegas Hinsa.
Peningkatan Keamanan Siber Nasional
Sebagai tindak lanjut dari insiden ini, Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk memperkuat keamanan siber nasional. Menteri Plate menyatakan bahwa Kementerian Kominfo dan BSSN akan mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan ketahanan infrastruktur digital di Indonesia.
“Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan siber di sektor publik maupun swasta. Selain itu, kami juga akan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang siber melalui program pelatihan dan sertifikasi yang komprehensif,” jelas Menteri Plate.
Pemerintah juga berencana untuk mengembangkan pusat komando dan pengendalian siber nasional (National Cyber Command and Control Center) yang akan menjadi pusat koordinasi dan respons terhadap ancaman siber di Indonesia. Pusat ini akan dilengkapi dengan sistem deteksi dini, analisis, dan mitigasi yang canggih.
“Kami sadar bahwa keamanan siber merupakan isu yang semakin krusial di era digital saat ini. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia akan terus berupaya memperkuat kemampuan pertahanan siber nasional untuk melindungi kepentingan strategis dan kedaulatan negara,” tegasnya.
Pesan Kepada Masyarakat
Dalam kesempatan ini, Menteri Plate juga menyampaikan pesan kepada masyarakat terkait pentingnya kesadaran dan kewaspadaan terhadap ancaman siber.
“Kami mengimbau masyarakat untuk senantiasa waspada terhadap segala bentuk aktivitas mencurigakan di dunia digital. Pastikan perangkat Anda selalu terkini dengan pembaruan sistem dan aplikasi keamanan yang andal. Jangan mudah terpancing oleh pesan-pesan yang mencurigakan atau permintaan data pribadi yang mencurigakan,” ujar Menteri Plate.
Selain itu, Pemerintah juga menghimbau agar masyarakat segera melaporkan segala bentuk dugaan aktivitas kriminal siber kepada pihak berwenang, seperti Kementerian Kominfo atau BSSN.
“Kerja sama antara Pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam menjaga keamanan siber nasional. Dengan saling mendukung dan waspada, kita dapat meminimalisir dampak serangan siber di masa mendatang,” pungkas Menteri Plate.
Pemerintah menegaskan bahwa penanganan kasus serangan ransomware ini akan terus diprioritaskan dan dikawal dengan ketat. Upaya pengungkapan dalang di balik serangan ini akan dilakukan secara komprehensif dan transparan demi menjaga kepercayaan publik serta memastikan keamanan dan ketahanan siber nasional.